Friday, September 18, 2015

Native VS Hybrid apps for mobile.

Dua minggu yang lalu saya berkesempatan untuk mempresentasikan tentang membuat mobile apps menggunakan Ionic framework, dimana Ionic sendiri adalah hybrid engine yang memungkinkan kita untuk membuat mobile aplikasi menggunakan HTML5.

Dari materi diatas kemudian muncul beberapa pertanyaan baru, yang paling menarik adalah aplikasi seperti apa yang sebaiknya kita buat menggunakan hybrid engine ?

Ada 2 point yang menurut saya harus di perhatikan pada saat kita akan membuat aplikasi menggunakan hybrid apps:

1. Apakah anda memiliki team native developer yang berpengalaman?
pada saat kita membuat aplikasi secara native kita harus membuat aplikasi untuk beberapa platform seperti android, ios, blackberry, amazon OS , etc. Hal ini tentunya menuntut perusahaan untuk menghire beberapa developer yang berpengalaman yang tentunya tidak murah.

Semakin banyak platform tentunya kita akan semakin banyak menghadapi masalah. Dengan satu core aplikasi untuk semua platform yang digunakan hybrid apps kita bisa melakukan maintenance dengan sangat mudah. tentunya menghemat banyak waktu dan biaya.

2. Performa
Kebanyakan para developer enggan menggunakan hybrid apps adalah masalah di performa. Pada awalnya memang jika kita bandingkan beberapa feature seperti gesture,  transitions dan animasi di hybrid tidak secepat native. Tapi, dengan device yang berkembang sangat cepat perbedaan performa ini tidak terlalu terasa antara hybrid dan native apps.

Bahkan untuk versi android Kitkat keatas dan IOS 7 sudah mendukung chromium based untuk WebView (https://developer.chrome.com/multidevice/webview/overview). Hal ini memungkinkan rendering antara WebView dan Chrome berjalan konsisten. 

Selain itu, yang menjadi masalah lain pada saat membangun aplikasi menggunakan hybrid adalah aplikasi hybrid tidak mempunyai SDK untuk membuat tampilan seperti Collection View, List data, dan beberapa tampilan lain. Seperti yang saya sudah bahas di materi sebelumnya sekarang sudah ada framework Ionic yang memiliki component UI yang memudahkan kita untuk membangun tampilan aplikasi seperti native SDK.

Berikut adalah contoh beberapa aplikasi yang dibuat menggunakan hybrid apps:
  1. AirAsia
  2. Moodle Mobile
  3. HabitRPG
  4. dan beberapa contoh lain bisa diakses di showcase.ionicframework.com
Kesimpulan

Menurut saya untuk membuat aplikasi menggunakan hybrid engine kita harus bisa memperhitungkan apakah deadline pembuatan aplikasi ketat dan mengharuskan untuk avaiable disetiap platform, jika iya kita bisa mempertimbangkan untuk menggunakan hybrids app. Dan sedikit tips juga untuk mempertahankan native look and feel, sebaiknya kita tidak membuat animasi yang terlalu berat, contohnya seperti Image slider atau carousel. 

No comments:

Post a Comment