Sunday, March 19, 2017

AngularJS is dying?



Sudah 6 tahun jalan sejak angularJS pertama kali lahir di dunia ini dan (baru) 3 tahun sejak saya pertama kali mengenalnya. Pada dasarnya untuk saya yang awalnya bukan seorang Front End Developer dan tidak fasih dengan Javascript, Angular merupakan salah satu framework yang membuat saya jatuh cinta. Berbagai fitur yang dimilikinya luar biasa memudahkan Saya walaupun untuk beberapa orang merasa bahwa penulisan angular yang bebas membuat jadi lebih sulit.

Setelah melewati beberapa tahun dengan angular tentunya fitur 2-way-data-binding Angular yang luar biasa mempertemukan saya dengan berbagai kemudahan dan kesulitan. Ketidak telitian dalam pengunaan $scope membuat boros resource karena banyaknya object yang di watch merupakan masalah yang cukup pelik. Adanya beberapa tag yang ternyata menghalangi angular melakukan 2-way-data-binding dan masih banyak lagi. Tetapi hal tersebut tidak membuat saya lepas dari angular. Walau banyak rekan kerja yang sudah menyarankan move on ke beberapa framework lain, seperti ReactJS misalnya. Bukannya cinta buta ya, tetapi bisa di lihat lagi ke atas, Yap saya tidak fasih dengan Javascript. Tentunya membuat saya kesulitan mencari framework pengganti Angular.

HIngga pada akhirnya Angular 2 rilis, beberapa perbaikan dari sisi struktur yang tadinya di bebaskan menjadi lebih terstruktur. 2-way-data-binding di bagi-bagi menjadi lebih detail sesuai kebutuhan, sehingga dapat mengurangi resource dengan penggunaan yang lebih teliti. Dan masih banyak perbaikan lainnya. Dengan penuh harap, mengharap angular2 dapat memberikan framework yang lebih powerfull dan mudah digunakan.

Tetapi sepertinya tidak demikian, Setelah 2 tahun masa development Angular 2 dengan cara penulisan yang luar biasa berbeda dari Angular 1, membuat developer tercengang dengan perombakan yang terjadi. Thats a rewrite!! Tidak hanya itu complexitas code yang ada membuatnya semakin rumit dibanding Angular1 dan typeScript yang diusung sebagai bahasa utamanya (Dart tidak memenuhi keinginan mereka sepertinya dengan keterbatasan- keterbatasan yang ada). Ditambah dengan size starting package yang sudah cukup besar membuat saya semakin meragukan Angular2 serta informasi bahwa developer utamanya saat ini sedang membuat framework baru. Hal tersebut terjawab tak lama kemudian ketika diputuskan adanya Angular 4 hanya jarak beberapa saat dari waktu release angular2. Yap Google sepertinya merasakan keraguan yang sama.

Lalu bagaimana kelanjutan Angular? Itu pertanyaan terbesar saya. Ketika saya menghampiri website angular tidak terlihat penampakan Angular2 seperti yang terlihat tahun lalu. Hanya sebuah tulisan kecil yang mengarahkan ke angular.io untuk membaca lebih lanjut. Sedangkan button new angular mengarah ke angular-material beta version(base on angular2).

Sad story for a young "big" framework. :)
Mari kita lihat saja apakah Angular4 akan dapat memperbaiki keadaan yang ada atau Angular akan benar- benar hilang dari framework web yang ada.

No comments:

Post a Comment